Komunitas Mandarin
(中文社区)

Temukan jawaban yang kamu cari, diskusi, dan perluas pertemananmu disini

Home Forum Berita Seputar Mandarin dan China 新闻 Penghapusan Kebijakan Satu Anak di China

  • Penghapusan Kebijakan Satu Anak di China

    Posted by Unknown Member on Juli 23, 2020 pada 6:34 pm

    Hai teman-teman, kali ini laoshi ingin berbagi mengenai perkembangan berita di China hari ini. Seperti yang telah teman-teman ketahui, China dengan luas 9.597 juta km² merupakan negara dengan populasi penduduk terbesar di dunia, tercatat pada tahun 2018 mencapai 1,393 miliar. Nah, untuk menjaga agar populasi tidak membludak, pada saat itu di tahun 1978, Presiden China Deng Xiao Ping menggerakan sebuah kebijakan bahwa satu pasangan hanya boleh memiliki satu anak.

    Sebenarnya, hal ini bertentangan dengan kebijakan yang di keluarkan oleh pemimpin Tiongkok yang pertama yaitu 毛泽东 Máozédōng, karena Mao Ze Dong berpendapat bahwa peningkatan populasi penduduk akan mempengaruhi pertumbuhan sebuah negara, sehingga Mao Ze Dong mencegah program Keluarga Berencana di China. Mungkin ini ada kesamaan dengan slogan di Indonesia yaitu: Banyak anak, banyak rejeki. Bagaimana pendapat teman-teman mengenai slogan ini?

    Karena hal tersebut pada tahun 1970 jumlah penduduk menjadi membludak, dan karena itu ia mengubah pola pikirnya dan menggerakan sebuah slogan baru yaitu : “一个不少,两个正好,三个多了 Yígè bù shǎo, liǎng gè zhènghǎo, sān gè duōle” . Yang artinya “Satu tidak kurang, Dua pas, Tiga terlalu banyak. Tetapi hingga beliau wafat, penduduk China masih terbilang sangat banyak, karena itulah Presiden Dèngxiǎopíng 邓小平 mengubah kebijakan nya, dan menggerakan slogan baru yang disebut dengan “一对夫妇生育一个子女 Yí duì fūfù shēngyù yígè zǐnǚ” yang artinya sepasang suami istri hanya boleh melahirkan seorang anak laki-laki atau perempuan. Tentunya ada beberapa pertimbangan pemerintah menggalakkan hal ini, selain untuk menurunkan populasi penduduk, kebijakan ini ada beberapa manfaat lainnya seperti pemerintah menyediakan layanan kesehatan yang lebih baik bagi perempuan serta pengurangan risiko kematian dan cedera akibat kehamilan, kemudian setiap perempuan mendapatkan alat kontrasepsi secara gratis dan juga kelas pra-kehamilan, yang berkontribusi terhadap keberhasilan kebijakan tersebut. Ada denda yang sangat besar diberikan apabila melanggar aturan tersebut ataupun ada penurunan pangkat dalam pekerjaan.

    Namun kebijakan tersebut ada perbedaan bagi beberapa daerah, terutama daerah pedesaan. Jika di daerah pedesaan sepasang keluarga memiliki anak perempuan atau memiliki anak yang cacat fisik atau mental, diperbolehkan memiliki satu anak lagi dengan ketentuan setelah anak pertama lahir 4 tahun, baru diperbolehkan melahirkan anak kedua. Hal ini dikarenakan pedesaan merupakan tempat bagi para petani, dan dibutuhkan anak laki-laki untuk bertani di pedesaan, Namun berbeda dengan di perkotaan, jika melahirkan anak kedua sudah dianggap melanggar ketentuan.

    Nah tentunya dengan diberlakukannya kebijakan tersebut sudah sangat berhasil dan terbukti sangat efektif dalam menekan jumlah kelahiran di China. Rata-rata kelahiran turun dari 2,63 kelahiran per wanita pada tahun 1980 (sudah terjadi penurunan tajam lebih dari lima kelahiran per wanita pada awal tahun 1970) menjadi 1,61 pada tahun 2009. Dan cara ini bisa dibilang sangat berhasil.

    Dalam menyikapi kebijakan ini ada beberapa tipe masyarakat, ada yang mengikuti kebijakan ini hanya memiliki satu orang anak, ada juga yang rela membayar denda agar bisa memiliki lebih dari satu anak, namun ada pula yang malah memilih untuk tidak memiliki anak sama sekali.

    Di balik sisi positifnya ada pula sisi negatif dari kebijakan “satu pasangan satu anak” ini, yaitu banyaknya terjadi aborsi, adanya pembunuhan setelah proses persalinan, dan lain sebagainya. Dan yang paling utama dirasakan hingga saat ini adalah terjadinya kesenjangan usia, banyak usia manula namun sedikit orang-orang muda yang menyebabkan menurunnya tenaga kerja produktif, kesenjangan gender, yang juga sangat mempengaruhi kondisi perekonomian negara.

    Nah karena kondisi tersebut mengancam China di masa depan, maka kebijakan “satu pasangan satu anak” yang telah dijalankan selama puluhan tahun resmi diubah pada tanggal 25 Oktober tahun 2015 lalu menjadi kebijakan satu pasangan dua orang anak “二孩政策 Èr hái zhèngcè”. Namun setelah kebijakan ini di implementasikan, kenaikan angka kelahiran tidak bertahan lama. Biro Statistik Nasional mengatakan jumlah kelahiran baru pada 2018 turun menjadi 15,23 juta dalam total populasi 1,395 miliar – laju pertumbuhan 0,381 persen dan kenaikan terendah sejak 1961. Hasilnya, angka kelahiran 2018 turun sebanyak dua juta dari 2017.

    Beberapa faktor mungkin menjadi penyebab sulitnya menaikkan angka kelahiran, yang pertama orang-orang sudah mulai terbiasa dengan satu orang anak atau bahkan tidak memiliki anak, yang kedua mungkin karena mahalnya biaya pendidikan, rumah, dan lainnya yang menyebabkan keluarga tetap memilih tetap memiliki satu orang anak. Hingga tahun 2019 China masih merupakan populasi penduduk terbesar di dunia sebanyak 1,42 miliar jiwa.

    Bagaimana tanggapan teman-teman mengenai kebijakan baru ini? Boleh komen di bawah yah. Demikian sekilas info yang Laoshi bagikan, semoga menambah pengetahuan teman-teman. Xiexie! Zaijian!

    Unknown Member telah membalas pada 3 tahun, 9 bulan yang lalu 1 Member · 0 Balasan
  • 0 Balasan

Sorry, there were no replies found.

Silakan login untuk menulis komentar.